Sabtu, 05 November 2011

Cerita Cinta Naruto Dan Hinata (Kunjungan)

Keadaan Hinata
Ditempat lain tak jauh dari tempat latihannya team 7, Hinata menangis seorang diri. Sakura yang sedang berpacaran dengan Sasuke mendengar tangisan Hinata. Dia lalu mengajak Sasuke ke arah sumber tangisan itu.
"Sasuke-kun bukannya itu Hinata?" bisik Sakura.
"Hnn benar, dia adalah Hinata" jawab Sasuke.
"Ayo kita ke sana, dia pasti lagi punya masalah" Sakura menarik lenganya Sasuke ke tempat Hinata menangis.
"Hinata, ada apa? Kenapa kamu menangis?" Sakura mendekati Hinata dan duduk di depan Hinata.
Hinata memandang Sakura sejenak, lalu memeluk Sakura "Ohh Sakura" Hinata menangis di pundak Sakura.
"Ada apa Hinata? Apa kamu ditolak sama Naruto? Biar kuhajar dia agar dia mau menerima kamu" Sakura menebak permasalahan Hinata.
"Bukan-bukan itu Sakura-san. Ayah memaksakan aku untuk menikah tapi aku belum siap. Alasan aku belum siap adalah Naruto belum tahu tentang perasaan aku" Hinata menjawabnya dengan isakan tangis.
"Berarti kamu akan menikahi Naruto gitu, berarti keinginan kamu tercapai. Iyaa dong, tapi kenapa kamu menangis?" Sakura masih bingung tentang permasalahan Hinata.
"Sakura-san bukan itu maksud perkataanku. Naruto adalah seseorang yang aku harapkan untuk menjadi pedampingku, tetapi aku belum mengutarakan perasaanku kepadanya. Ayahku ingin menjodohkan aku dengan pria lain. Sakura, aku tidak mau dijodohkan" Hinata makin mengeratkan pelukannya ke Sakura.
Melihat temannya menangis seperti ini Sakura tidak tahan melihatnya. Dia membelai rambut Hinata agar Hinata dapat tenang.
"Hinata, kamu ingn menikah dengan Naruto?" Sakura bertanya serius.
"Mmm" Hinata mengangguk.
"Baiklah aku coba membantu kamu ya. Sekarang kamu tenang dulu. Kamu coba menahan selama mungkin agar ayah kamu tidak menjodohkan kamu. Kamu bisa?"
"Aku akan mencobanya" Hinata melepaskan pelukannya "Sakura aku mengandalkanmu".
Sakura tersenyum "Sekarang kamu pulang dan beristirahat ya".
"Trims Sakura-san" Hinata beranjak dari tempat itu kembali pulang ke Mansion Hyuuga.
Apartemen Naruto
Naruto tidur memeluk guling kebanggaannya. Pemuda yang sedang bermalas-malasan karena tidak ada misi hari itu. Keanggotaannya sebagai ANBU belum lama dia dapatkan. Sebenarnya dia tidak ingin menjadi ANBU. Alasan dia masuk ANBU, karena untuk menjadi Hokage syaratnya adalah pernah berpengalaman di dalam keanggotaan ANBU. Oleh karena itu dia mendaftar ANBU.
Tidurnya yang tenang, seolah-olah tidak menyadari tentang hal yang akan terjadi. Memang sih dia tidak mengetahui sesuatu yang akan terjadi. Ketika sedang asyik tidur, sebuah ketukan yang pelan membangunkannya.
"Sebentar" Naruto berjalan menuju ke pintu.
"Hai Naruto" sapa Neji.
"Neji, tumben kemari. Ada misi ya? Sebentar saya akan berpakaian dulu" Naruto menjawabnya dengan malas.
"Hmm, Naruto kumpulkan dulu nyawamu. Aku ke sini bukan untuk menyampaikan misi, tapi ada seseorang yang ingin bicara dengan kamu" Neji menyampaikan maksud kedatangannya.
"Hah, siapa?" tanya Naruto.
"Silahkan Hiashi sama" Neji mempersilahkan Hiashi untuk bertemu Naruto.
"Uzumaki, apa kita membicarakan di pintu masuk? Apa itu sopan? Apa kami tidak diperkenankan masuk ke dalam apartemen kamu?" Hiashi rada kesal atas sifat Naruto.
"Ohh maaf Hiashi sama. Silahkan masuk" Naruto mempersilahkan Hiashi masuk dan menunjukkan ke ruangan tamu.
"Oh ya mau minum apa Hiashi sama?" tanya Naruto sopan.
"Apa saja boleh" jawab Hiashi.
"Naruto jangan berikan air yang aneh-aneh" kata Neji.
Neji pernah mempunyai pengalaman tentang hal buruk dengan Naruto. Pernah suatu hari Naruto menyamar menjadi seorang pelayan di warung makan dan Neji menjadi pemilikwarung makan itu. Ketika ada seorang pelanggan meminta segelas air teh. Naruto memberikannya air berwarna coklat seperti air teh. Ketika diminum, orang itu mendadak koma. Untung saja tidak mati. Ketika ditanya ait apa itu, Naruto menjawab air putih ditambah dengan tanah liat jadi air teh.
"Tenang saja air ini halal dan bersih kok" jawab Naruto dengan senyuman.
Naruto berjalan ke arah dapur dan menuangkan cairan sirup orange ke gelas yang telah disediakan, kemudian diisi dengan air putih. Ketiga gelas itu diletakkan ke nampan yang disediakan. Lalu dibawanya ke ruang tamu.
"Silahkan Hiashi sama dan Neji-san, diminum airnya" kata Naruto.
'Hmm, anak ini sudah berubah. Tidak menunjukan kekanak-kanakan lagi' pikir Hiashi.
"Saya minum ya, Uzumaki" kata Hiashi.
Hiashi mulai meminumnya. Tiba-tiba matanya merem dan melek "Uzumaki ini masih terasa asam, cepet ambil air putih lagi sana" Hiashi memerintahkannya.
"Eh, iya sebentar Hiashi sama" Naruto segera mengambil sebotol air putih dingin dan memberikannya ke Hiashi.
Hiashi tanpa malu-malu meminum air putih tersebut dari botolnya.
"Ahhh leganya" gumam Hiashi "Uzumaki, kamu menakarnya tidak sih?".
"Apanya Hiashi sama?" tanya Naruto.
"Maksud Hiashi sama, kamu menuangkan sirupnya dengan takaran apa tidak?" Neji yang belum sempat meminum menjelaskannya sambil menahan ketawa.
"Memangnya harus ya? Maaf saya bercanda Hiashi sama. Saya menggunakan takaran kok. Yang saya baca di majalah untuk membuat jus, takarannya adalah setengah dari isi gelas" Naruto menjelaskan.
"Bodoh kamu. Itukan kalau membuat jus dengan ukuran satu teko besar" Neji membertahukan.
"Ma-maaf" kata Naruto merasa bersalah.
'Waduh bisa bahaya keturunan Hyuuga kalau dia jadi menantu' pikir Hiashi.
'Naruto bodoh, di depan calon mertua lagi… hhhhh gemes gw' pikir Neji.
"Oh iya, sebenarnya kedatangan Hiashi sama ke tempat saya ada apa ya?" Naruto menatap serius ke Hiashi.
"Maaf Hiashi sama saya yang menjelaskan apa anda yang akan menjelaskan?" tanya Neji.
"Saya saja yang menjelaskannya Neji. Uzumaki, saya mau menanyakan apa pendapat kamu tentang putri saya yang bernama Hyuuga Hinata?" Hiahi mulai serius dengan pertanyaannya.
"Mmm, saya mesti jawab jujur atau jawab apa adanya" Naruto balik bertanya ke Hiashi.
"Jujur" Hiashi mulai kesal.
"Baiklah. Menurut saya Hinata adalah seorang wanita yang aneh, pendiam, penakut dan pemalu" Naruto mengambil nafas.
'Bodoh kenapa jujur banget sih' pikir Neji yang mulai merasakan hawa yang tidak mengenakan.
'Apa? Anakku dibilang seperti itu' Hiashi menahan amarahnya.
"Tapi dia adalah seseorang wanita yang sangat baik, berjiwa penolong, cantik, suka bekerja keras, tidak pernah mengeluh, sopan, manis dan masih banyak lagi. Cuma itu jawaban yang saya bisa utarakan ke Hiashi sama" Naruto menatap ke Hiashi.
"Apa kamu punya perasaan dengannya?" Hiashi mulai memancing Naruto.
"Ng, maksudnya Hiashi sama?" Naruto bertanya.
"Kamu menyukai Hinata sama apa tidak?" Neji menjelaskan maksud Hiashi.
"Oh, saya suka dengan dia" Naruto menjawab singkat.
"Neji sepertinya kita sudah punya informasi yang cukup. Uzumaki, saya pulang dulu. Besok kamu harus ke rumah. Ingat HARUS" Hiashi mempertegas.
"Ba-baik Hiashi sama" Naruto mengantarkan kedua tamunya ke pintu apartemen.
"Waduh hari ini lebih mengerikan dari hari-hari saat aku mengerjakan misi" gumam Naruto setelah melihat kedua tamunya pergi.
Apa yang akan terjadi selanjutnya… baca terus ceritanya…

Gw selalu menantikan review kalian….
Review this Chapter

Avenged Sevenfold (Biografi)

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Avenged Sevenfold

Avenged Sevenfold Live di Copenhagen, Denmark, tahun 2010.
Latar belakang
Asal Huntington Beach, California, Amerika Serikat
Genre Metalcore, Hard rock, Hardcore
Tahun aktif 1999–Sekarang
Label Warner Bros., Good Life Recordings, Hopeless Records
Artis terkait Pinkly Smooth, Suburban Legends, Brian Haner, Atreyu, Bleeding Through, Dream Theater, Burn Halo, Good Charlotte
Situs web http://www.avengedsevenfold.com/
Anggota
M. Shadows
Zacky Vengeance
Synyster Gates
Johnny Christ
Arin Ilejay
Mantan anggota
The Rev
Daemon Ash
Justin Sane
Matt Wendt

(R.I.P) The Rev - Beast and the Harlot (DRUMCAM)

The Reverend, drummer A7X playing Beast and Harlot.

Umah Suwung - Luka Indonesia

Live In Bali meeen......!!!

Avenged Sevenfold Live in the LBC (Full)

 
Inilah Penampilan Avenged Sevenfold yang terbaik menurut saya .
ingin tau bagaimana konsernya?? mari kita saksikan..

Chord Avenged Sevenfold Dear God


Intro: F C Dm Am Bb F C (x2)

F            C             Dm                Am  
   A lonely road, crossed another cold state line
Bb              F              C
Miles away from those I love purpose hard to find
F            C            Dm                 Am
   While I recall all the words you spoke to me
      Bb                 F  
Can`t help but wish that I was there
      C
Back where I`d love to be, oh yeah

Chorus 1:
F        C      Dm           C  
   Dear God the only thing I ask of you is
   Bb                F
To hold her when I`m not around,
          C
When I`m much too far away
F       C         Dm             C  
    All need that person who can be true to you
      Bb            F 
But I left her when I found her
    C
And now I wish I`d stayed
           Bb            C 
’Cause I`m lonely and I`m tired
Am7         Dm         C  Bb
Missing you again  oh  no

Once again

F                  C           Dm             Am 
   There`s nothing here for me on this barren road
        Bb                    F  
There`s no one here while the city sleeps
      C
And all the shops are closed
F                  C                 Dm            Am 
   Can`t help but think of the times I`ve had with you
Bb                F  
Pictures and some memories
      C
Will have to help me through, oh yeah

Back to: Chorus 1

Dm   –    A/C# – Bb        –         F
   Before long,         they waste away
Dm    –   A/C# – Bb               –              F
   I found you,         something told me to stay
Dm   –   A/C# – Bb      –       F
   I gave in,             to selfish ways
Gm                                       C
   And how I miss someone to hold
                                F 
When hope begins to fade...
F      –      C         –          Dm          –  Am
   A lonely road, crossed another cold state line
Bb          –         F       –       C
Miles away from those I love purpose hard to find

Chorus 2:

F   –    C     –    Dm     –     C  –
   Dear God the only thing I ask of you is
     Bb          –          F  –
To hold her when I`m not around,
               C
When I`m much too far away
F  –   C     –      Dm        –          C  –
    All need that person who can be true to you
        Bb       –        F  –
But I left her when I   found her
       C
And now I wish I`d stayed
                Bb       –        C 
’Cause I`m lonely and I`m tired
Am7     –       Dm - C - Bb
Missing you again  oh  no
           Dm – A/C# – Bb – F
Once again…                  yeah…
Dm  –  A/C# – Bb    –    F
    Wooaa…         yeah, yeah…

Ending: Dm – A/C# – Bb – F (x17) – FO (Fade Out)

Cerita Cinta Naruto dan Hinata (Chapter 1)

Disclaimer: Naruto hanya dimiliki oleh masashi kishimoto, Cerita ini milik Yusuf alias Holaucupdisini

Jodoh Dari Orang Tua? Tidak mau
Author: Holaucupdisini alias ucupneptune alias yusuf s.i.
Di kamar yang tenang dan sunyi dengan dinding berwarna biru muda, seorang wanita sedang duduk di depan meja belajarnya. Dia melamunkan pria idamannya. Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki dan ketukan di pintu kamar.
"Hinata sama, anda dipanggil oleh Hiashi sama" seorang pelayan berkata ke wanita itu.
"Hi, sebentar saya akan turun" jawab Hinata.
Hinata menutup buku diarinya dan segera menuju ruangan ayahnya, Hiashi Hyuuga. Sesampainya di ruangan Hiashi, Hinata mengetuk pintu ruangan tersebut.
"Permisi otou sama. Ada apa otou sama memanggil saya?" tanya Hinata.
"Silahkan kamu masuk Hinata dan duduk di sana?" Hiashi memerintahkan sambil menunjuk ke bangku tepat di depan mejanya.
"Hmm, Hinata kamu sudah besar sekarang. Umurmu sudah mencapai angka kepala 2. Ayah mau bertanya, apakah kamu siap menikah?" tanya Hiashi.
Hinata yang sedang memposisikan tempat untuk duduk, tercengang "Ohh, mm".
Hinata menundukkan kepalanya "Otou sama, sebenarnya sa-saya siap untuk me-menikah, tapi…" Hinata kembali diam seribu bahasa.
"Apa yang menjadi halangan kamu Hinata? Jika kamu siap menikah, ayah akan mencarikan jodoh buat kamu" Hiashi menatap serius ke arah Hinata.
"Tapi ayah, saya sudah mempunyai pria idaman" Hinata menatap mata ayahnya sebentar lalu menundukkan kepalanya kembali.
"Hmm" ayahnya menghela nafas "Tapi kapan kamu akan menikah? Sementara kamu sebentar lagi akan dinobatkan menjadi pemimpin klan kita dan juga sebagai Hyuga family's successor".
Hinata merasakan jantungnya berdetak kencang, aliran darah di sekujur tubuh merasa mengalir dengan cepat. Dia merasakan ketakutan.
"A-ayah, saya belum siap menikah" Hinata menjawab dengan perasaan gugup.
"Alasan kamu?" Hiashi berusaha untuk menahan emosi.
"Sa-saya ti-tidak bi-bisa menjawabnya" suara Hinata terdengar bergetar dan memelan, berharap ayahnya tidak mendengar jawabannya.
Ayahnya menghela napas panjang "Hehh".
"Ya sudah, ayah akan mengambil tindakan. Ayah akan jodohkan kamu ke keluarga lain di dalam head family atau ayah akan menjodohkan kamu ke klan lain yang lolos seleksi dari syarat yang ayah ajukan".
"A-AYAH" Hinata kaget setengah mati akan perkataan ayahnya. Melihat ayahnya tepat pada matanya Hinata mengeluarkan air mata "Sa-saya tidak mau dijodohkan".
"HINATA" ayahnya membentak "Ini sudah menjadi keputusan ayah, kamu tidak patut untuk menolaknya".
"A-ayah" air mata Hinata makin deras mengalir ke pipinya.
"A-ayah boleh melarangkan bermain dengan orang dari golongan bawah, a-ayah boleh melatih saya dengan cara yang ayah pikir baik, a-ayah boleh me-mengatur sa-saya sesuai kemauan a-ayah. Saya mohon a-ayah, un-untuk ma-masalah ma-masa depan saya yang mungkin hanya sekali sa-saya alami dalam seumur hidup, a-ayah tidak memaksakan sa-saya" perasaan Hinata sudah semakin tidak menentu, hatinya begitu gundah gulana.
"HINATA, KAMU TIDAK PUNYA KEKUASAAN UNTUK-" perkataan Hiashi terpotong oleh Hinata.
"CU-CUKUP AYAH, Hinata tetap tidak akan menerima keputusan ayah" tangisan Hinata semakin menjadi dan Hinata segera berlari ke luar ruangan Hiashi.
"HINATA, AYAH BELUM SELESAI. HINATA… HINATA" Hiashi semakin betambah emosi.
Hiashi menghela nafas "Heeehhh" dan mulai bergumam "Maunya apa sih anak itu".
Hiashi berjalan ke luar ruangan dan berteriak "Neji, kemari!".
Seorang pria keluar dari sebuah kamar yang dekat dengan tangga menuju ruangan atas.
"Ada apa Hiashi sama memanggil saya?" sapa pria itu dengan sangat sopan santun.
"Ikut saya ke ruang makan" perintah Hiashi yang masih dalam suasana emosi menggebu-gebu.
Mereka berdua berjalan menuju ruang makan. Neji menunggu Hiashi untuk duduk terlebih dahulu, setelah itu dia memposisikan duduk di depan Hiashi.
"Neji kamu tahu siapa yang sekarang Hinata sukai?" tanya Hiashi dengan suara yang masih terdengar emosi.
Neji diam untuk bepikir, lalu menjawab "Maaf Hiashi sama, saya tidak maksud dengan perkataan anda".
"Maksud saya, kamu tahu pacarnya Hinata sekarang tidak?" perkataan Hiashi agak membentak, membuat Neji kaget.
Ketika Neji sedang berpikir untuk yang kedua kalinya, istri Neji datang.
"Maaf Hiashi sama, boleh saya ikut berbincang? Jika diperkenankan" tanya istri Neji.
"Oh Tenten, silahkan kamu boleh ikut angkat bicara" jawab Hiashi dan menunjukkan tempat duduk di samping Neji.
"Begini Hiashi sama, Hinata sama memang menyukai seorang pria. Tetapi pria itu tidak tahu dan tidak menyadarinya" Tenten memandang ke arah Neji dan Neji hanya memandangnya kembali dengan anggukan.
"Kenapa dia tidak tahu dan Siapa dia?" tanya Hiashi yang mulai tenang.
"mm, alasan dia tidak tahu tentang perempuan yang menyukainya mungkin karena Hinata tidak mengatakannya. Dia adalah Uzumaki Naruto" jawab Tenten.
"Uzumaki Naruto. Siapa dia?" Hiashi mulai tertarik dengan nama yang disebutkan Tenten.
Tenten menghela napas "Masa' Hiashi sama lupa. Naruto adalah anak yang mengalahkan Neji pada saat ujian chuuninnya Neji. Dia juga yang mengalahkan kelompok Akatsuki. Dia juga yang membawa pulang seseorang yang bernama Uciha Sasuke. Dia dikenal juga sebagai si ninja yang suka membuat kejutan".
Hiashi menganggukkan kepala "Ya-Ya-Ya, saya tahu dia. Uzumaki, prakster yang saat kecil membuat keonaran. Dia juga membwa Kyuubi di dalam dirinya. Tapi kenapa Hinata menyukai dia?"
"Maaf Hiashi sama, saya tidak mengetahui alasan Hinata sama menyukai Naruto" jawab Tenten sambil menundukan kepala.
Hanabi yang sedari tadi mendengar obrolan-obrolan itu masuk ke dalam.
"Maaf otou sama, boleh kah saya masuk?" tanya Hanabi yang membawa sebuah buku berwarna biru laut.
"Oh Hanabi, masuk sini. Ada yang mau kamu sampaikan?" tanya Hiashi.
"Ini ayah" dia menyerahkan buku itu ke Hiashi.
"Mmm, apa ini Hanabi?" tanya Hiashi sambil terus membolak-balik buku itu.
"Sebaiknya ayah membaca itu. Itu adalah buku hariannya kak Hinata. Di situ semua adalah isi curahan hatinya kak Hinata" jawab Hanabi sambil tersenyum ke arah ayahnya.
Neji, Tenten dan Hiashi terkejut dengan perkataan Hanabi.
"Hanabi sama bagaimana kamu bisa mengambil buku itu?" tanya Tenten.
"Kak Hinata sedang tidak ada di kamarnya, jadi saya ambil buku itu dari tempat persembunyiannya. Saya tahu tempat persembunyiannya, karena saya pernah masuk ke kamar kak Hinata pada saat kak Hinata menyimpan buku tersebut" Hanabi menjelaskannya.
Hiashi mulai membuka lembaran demi lembaran dari halaman buku itu. Kebanyakan isi dari buku itu mengenai Naruto yang selalu ditandai dengan bentuk love berwarna merah. Sisa dari isi buku itu mengenai teman-temannya yang lain, ibunya, Hiashi, Neji dan adiknya Hanabi.
"Neji, kamu ikut saya mencari Uzumaki" perintah Hiashi.
"Maaf Hiashi sama, kapan kita akan mencarinya?" tanya Neji yang menatap ke arah Hiashi.
"Tahun depan, Ya sekarang lah" Hiashi agak sedikit kesal.
"Baik Hiashi sama" jawab Neji.
Mereka berdua menuju ke apartemennya Naruto.

Apa yang akan terjadi dengan Naruto? tunggu ceritanya selanjutnya….
Reviewnya kalian gw tunggu…
Review this Chapter