Sabtu, 05 November 2011

Cerita Cinta Naruto dan Hinata (Chapter 1)

Disclaimer: Naruto hanya dimiliki oleh masashi kishimoto, Cerita ini milik Yusuf alias Holaucupdisini

Jodoh Dari Orang Tua? Tidak mau
Author: Holaucupdisini alias ucupneptune alias yusuf s.i.
Di kamar yang tenang dan sunyi dengan dinding berwarna biru muda, seorang wanita sedang duduk di depan meja belajarnya. Dia melamunkan pria idamannya. Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki dan ketukan di pintu kamar.
"Hinata sama, anda dipanggil oleh Hiashi sama" seorang pelayan berkata ke wanita itu.
"Hi, sebentar saya akan turun" jawab Hinata.
Hinata menutup buku diarinya dan segera menuju ruangan ayahnya, Hiashi Hyuuga. Sesampainya di ruangan Hiashi, Hinata mengetuk pintu ruangan tersebut.
"Permisi otou sama. Ada apa otou sama memanggil saya?" tanya Hinata.
"Silahkan kamu masuk Hinata dan duduk di sana?" Hiashi memerintahkan sambil menunjuk ke bangku tepat di depan mejanya.
"Hmm, Hinata kamu sudah besar sekarang. Umurmu sudah mencapai angka kepala 2. Ayah mau bertanya, apakah kamu siap menikah?" tanya Hiashi.
Hinata yang sedang memposisikan tempat untuk duduk, tercengang "Ohh, mm".
Hinata menundukkan kepalanya "Otou sama, sebenarnya sa-saya siap untuk me-menikah, tapi…" Hinata kembali diam seribu bahasa.
"Apa yang menjadi halangan kamu Hinata? Jika kamu siap menikah, ayah akan mencarikan jodoh buat kamu" Hiashi menatap serius ke arah Hinata.
"Tapi ayah, saya sudah mempunyai pria idaman" Hinata menatap mata ayahnya sebentar lalu menundukkan kepalanya kembali.
"Hmm" ayahnya menghela nafas "Tapi kapan kamu akan menikah? Sementara kamu sebentar lagi akan dinobatkan menjadi pemimpin klan kita dan juga sebagai Hyuga family's successor".
Hinata merasakan jantungnya berdetak kencang, aliran darah di sekujur tubuh merasa mengalir dengan cepat. Dia merasakan ketakutan.
"A-ayah, saya belum siap menikah" Hinata menjawab dengan perasaan gugup.
"Alasan kamu?" Hiashi berusaha untuk menahan emosi.
"Sa-saya ti-tidak bi-bisa menjawabnya" suara Hinata terdengar bergetar dan memelan, berharap ayahnya tidak mendengar jawabannya.
Ayahnya menghela napas panjang "Hehh".
"Ya sudah, ayah akan mengambil tindakan. Ayah akan jodohkan kamu ke keluarga lain di dalam head family atau ayah akan menjodohkan kamu ke klan lain yang lolos seleksi dari syarat yang ayah ajukan".
"A-AYAH" Hinata kaget setengah mati akan perkataan ayahnya. Melihat ayahnya tepat pada matanya Hinata mengeluarkan air mata "Sa-saya tidak mau dijodohkan".
"HINATA" ayahnya membentak "Ini sudah menjadi keputusan ayah, kamu tidak patut untuk menolaknya".
"A-ayah" air mata Hinata makin deras mengalir ke pipinya.
"A-ayah boleh melarangkan bermain dengan orang dari golongan bawah, a-ayah boleh melatih saya dengan cara yang ayah pikir baik, a-ayah boleh me-mengatur sa-saya sesuai kemauan a-ayah. Saya mohon a-ayah, un-untuk ma-masalah ma-masa depan saya yang mungkin hanya sekali sa-saya alami dalam seumur hidup, a-ayah tidak memaksakan sa-saya" perasaan Hinata sudah semakin tidak menentu, hatinya begitu gundah gulana.
"HINATA, KAMU TIDAK PUNYA KEKUASAAN UNTUK-" perkataan Hiashi terpotong oleh Hinata.
"CU-CUKUP AYAH, Hinata tetap tidak akan menerima keputusan ayah" tangisan Hinata semakin menjadi dan Hinata segera berlari ke luar ruangan Hiashi.
"HINATA, AYAH BELUM SELESAI. HINATA… HINATA" Hiashi semakin betambah emosi.
Hiashi menghela nafas "Heeehhh" dan mulai bergumam "Maunya apa sih anak itu".
Hiashi berjalan ke luar ruangan dan berteriak "Neji, kemari!".
Seorang pria keluar dari sebuah kamar yang dekat dengan tangga menuju ruangan atas.
"Ada apa Hiashi sama memanggil saya?" sapa pria itu dengan sangat sopan santun.
"Ikut saya ke ruang makan" perintah Hiashi yang masih dalam suasana emosi menggebu-gebu.
Mereka berdua berjalan menuju ruang makan. Neji menunggu Hiashi untuk duduk terlebih dahulu, setelah itu dia memposisikan duduk di depan Hiashi.
"Neji kamu tahu siapa yang sekarang Hinata sukai?" tanya Hiashi dengan suara yang masih terdengar emosi.
Neji diam untuk bepikir, lalu menjawab "Maaf Hiashi sama, saya tidak maksud dengan perkataan anda".
"Maksud saya, kamu tahu pacarnya Hinata sekarang tidak?" perkataan Hiashi agak membentak, membuat Neji kaget.
Ketika Neji sedang berpikir untuk yang kedua kalinya, istri Neji datang.
"Maaf Hiashi sama, boleh saya ikut berbincang? Jika diperkenankan" tanya istri Neji.
"Oh Tenten, silahkan kamu boleh ikut angkat bicara" jawab Hiashi dan menunjukkan tempat duduk di samping Neji.
"Begini Hiashi sama, Hinata sama memang menyukai seorang pria. Tetapi pria itu tidak tahu dan tidak menyadarinya" Tenten memandang ke arah Neji dan Neji hanya memandangnya kembali dengan anggukan.
"Kenapa dia tidak tahu dan Siapa dia?" tanya Hiashi yang mulai tenang.
"mm, alasan dia tidak tahu tentang perempuan yang menyukainya mungkin karena Hinata tidak mengatakannya. Dia adalah Uzumaki Naruto" jawab Tenten.
"Uzumaki Naruto. Siapa dia?" Hiashi mulai tertarik dengan nama yang disebutkan Tenten.
Tenten menghela napas "Masa' Hiashi sama lupa. Naruto adalah anak yang mengalahkan Neji pada saat ujian chuuninnya Neji. Dia juga yang mengalahkan kelompok Akatsuki. Dia juga yang membawa pulang seseorang yang bernama Uciha Sasuke. Dia dikenal juga sebagai si ninja yang suka membuat kejutan".
Hiashi menganggukkan kepala "Ya-Ya-Ya, saya tahu dia. Uzumaki, prakster yang saat kecil membuat keonaran. Dia juga membwa Kyuubi di dalam dirinya. Tapi kenapa Hinata menyukai dia?"
"Maaf Hiashi sama, saya tidak mengetahui alasan Hinata sama menyukai Naruto" jawab Tenten sambil menundukan kepala.
Hanabi yang sedari tadi mendengar obrolan-obrolan itu masuk ke dalam.
"Maaf otou sama, boleh kah saya masuk?" tanya Hanabi yang membawa sebuah buku berwarna biru laut.
"Oh Hanabi, masuk sini. Ada yang mau kamu sampaikan?" tanya Hiashi.
"Ini ayah" dia menyerahkan buku itu ke Hiashi.
"Mmm, apa ini Hanabi?" tanya Hiashi sambil terus membolak-balik buku itu.
"Sebaiknya ayah membaca itu. Itu adalah buku hariannya kak Hinata. Di situ semua adalah isi curahan hatinya kak Hinata" jawab Hanabi sambil tersenyum ke arah ayahnya.
Neji, Tenten dan Hiashi terkejut dengan perkataan Hanabi.
"Hanabi sama bagaimana kamu bisa mengambil buku itu?" tanya Tenten.
"Kak Hinata sedang tidak ada di kamarnya, jadi saya ambil buku itu dari tempat persembunyiannya. Saya tahu tempat persembunyiannya, karena saya pernah masuk ke kamar kak Hinata pada saat kak Hinata menyimpan buku tersebut" Hanabi menjelaskannya.
Hiashi mulai membuka lembaran demi lembaran dari halaman buku itu. Kebanyakan isi dari buku itu mengenai Naruto yang selalu ditandai dengan bentuk love berwarna merah. Sisa dari isi buku itu mengenai teman-temannya yang lain, ibunya, Hiashi, Neji dan adiknya Hanabi.
"Neji, kamu ikut saya mencari Uzumaki" perintah Hiashi.
"Maaf Hiashi sama, kapan kita akan mencarinya?" tanya Neji yang menatap ke arah Hiashi.
"Tahun depan, Ya sekarang lah" Hiashi agak sedikit kesal.
"Baik Hiashi sama" jawab Neji.
Mereka berdua menuju ke apartemennya Naruto.

Apa yang akan terjadi dengan Naruto? tunggu ceritanya selanjutnya….
Reviewnya kalian gw tunggu…
Review this Chapter

2 komentar: